Ringkasan Kotbah

Minggu, 7 Januari 2018
Tema: “Dia TUHAN!”
1 Samuel 2:1-10
Oleh: Bpk. Joy Manik


“Apakah benar semua agama menyembah Allah yang benar?”. Mungkin ini adalah pertanyaan yang sesuai dengan pembukaan tema kita bulan ini, yaitu: DIA Tuhan! Ya! Bukankah kita perlu memberikan jawaban atas isu teologis yang penting ini. Penting karena ini bukan hanya sekedar masalah hidup di dunia ini tapi juga menyangkut kehidupan setelah kematian.


Kali ini kita belajar dari doa ucapan syukur Hanna di dalam kitab 1 Sam. 2: 1-10.
Latar belakang Doa Hanna adalah mengapa doa ucapan syukur itu muncul? Ya! Karena Tuhan menjawab doa. Dan jawaban atas doa itu mengakibatkan pujian. Dan pujian timbul dari pengenalan Hanna akan Tuhan. Maka pujian sejati diawali dari pengenalan akan Allah dan diakhiri dengan pujian bagi Allah.

Menarik, karena Hanna menggunakan dua kata Allah di ayat kedua. Yaitu: YHWH               (Q: Jehovah/ Adonay) dan Elohim. Dan kalimat “Tiada yang kudus” dikaitkan dengan Jehovah, sedangkan “kekuasaan” Allah (gunung batu) dipakai kata “Elohim”. (NIV:.neither is there any Rock like our Elohim!). Kata “elohim” sendiri memang bisa menunjuk pada magistrate, keagungan Allah atau menunjuk pada pluralitas Allah. Banyak! Dan kata ini bisa menunjuk pada dewa lain.

Keluaran 18:11 LAI TB, Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN (YHVH) lebih besar dari segala allah (elohim); sebab Ia telah menyelamatkan bangsa ini dari tangan orang Mesir, karena memang orang-orang ini telah bertindak angkuh terhadap mereka".

Yunus 1:5
LAI TB, Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya (elohav) dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak.

Disini kita belajar bahwa Hanna tahu betul bahwa Allah yang disembah bukan saja berkuasa tapi juga kudus. Hal-hal spektakuler tidak melulu menunjuk pada Allah yang benar. Bandingkan dengan Matius 7, dimana Yesus sendiri mengecam para nabi palsu yang melakukan mujizat. Dengan arti kata lain, Allah yang benar tidak hanya menyatakan kekuasaanNya tapi juga KekudusanNya! Dan kekudusan Allah ini mendorong umatNya juga untuk belajar mengejar kekudusan Allah.

Kata "kudus" berkenaan dengan 3 hal yaitu:
1.    Kesucian. Berkaitan dengan penyembahan kepada Allah (tidak ada yang jahat dalam diriNya), ex: Yes 6:3 - Kudus, kudus, kudus.
2.    Keterpisahan (Allah berbeda secara nature dengan segala di dunia)
3.    Hubungan. (Allah yang ditinggikan dan diagungkan - Transendensi) ex: Mat 6:9, Dikuduskanlah namaMu.
Dan dari semua ayat FT, kekudusan Allah selalu berdampak pada penyembahan pada Allah. Jadi menyembah Allah yang berkuasa tanpa mengindahkan kekudusanNya bukanlah penyembahan yang benar. Menyembah Allah yang benar akan mendorong kita menyembah Dia dalam kekudusan.

DIA Tuhan! Bukan hanya Allah yang berkuasa tapi juga Allah yang kudus. Penyembahan sejati hanya terjadi ketika kita menyembah Allah yang berkuasa dalam kekudusanNya.

-Soli Deo Gloria-


=JM=

Menu Utama

Sedang Online

We have 122 guests and no members online