Ringkasan Kotbah

Minggu, 14 Januari 2018
Tema: “EBEN-HAEZER”
1 Samuel 7:2-14
Oleh: Pdt. Ezra Rinaldi


PERTOLONGAN YANG AJAIB
Bangsa Israel mengalami pertolongan yang ajaib dari Allah. Untuk mengingat pertolongan yang ajaib tersebut, Samuel mengambil sebuah batu dan menamainya Eben-Haezer. Eben berarti “batu”, haezer berarti “pertolongan itu”.



Bangsa Israel sedang beribadah di Mizpa. Mereka tidak sedang bersiap untuk berperang. Namun, bangsa Filistin tiba-tiba hendak menyerang mereka. Tidak ada waktu untuk menyiapkan diri untuk melawan balik karena posisi Filistin tidak jauh dari Mizpa. Keadaan yang sangat tidak seimbang terjadi. Bangsa Israel sangat ketakutan akan ancaman serangan bangsa Filistin. Mereka membutuhkan pertolongan yang ajaib dari Allah.

Apa yang dialami oleh bangsa Israel, meski tidak sama, dapat pula terjadi pada diri kita. Kita membutuhkan pertolongan yang ajaib dari Allah. Krisis moneter, sakit-penyakit yang menguras tenaga, harta, dan air mata, krisis rumah tangga mungkin dapat menjadi contoh konkretnya.

Darimanakah datang pertolongan itu? Pertolongan itu datang dari Allah yang mengguntur dan menyerakkan bangsa Filistin.  


EBEN-HAEZER
Kisah yang kita baca bukan hanya berbicara tentang pertolongan Tuhan yang ajaib. Kisah yang kita baca juga ingin berbicara tentang seperti apakah Tuhan yang pertolongannya ajaib itu.

Seperti apakah Tuhan yang pertolongannya ajaib itu? Untuk menjawab pertanyaan ini, ayat 2 menjadi kunci yang dapat menolong kita untuk memahaminya.

Tuhan Yang Tidak Abai Terhadap Umat-Nya
1 Samuel 7:2 menuliskan demikian: “Sejak saat tabut itu tinggal di Kiryat-Yearim berlalulah waktu yang cukup lama, yakni 20 tahun…”. Tabut Tuhan tidak semestinya berada di Kiryat-Yearim. Tabut Tuhan semestinya ada di rumah Tuhan yang ada Silo. Mengapa tabut itu ada Kiryat-Yearim dalam waktu yang cukup lama?

Jawabannya sederhana, karena bangsa Israel mengabaikan Tuhan. Mereka tidak lagi peduli dengan Tuhan. Mereka memilih untuk menyembah ilah-ilah lain.

Alkitab tidak menunjukkan alasan mengapa bangsa Israel mengabaikan Tuhan. Mungkin kecewa dengan Tuhan. Bangsa Israel pernah punya harapan. Mereka berharap dengan membawa tabut Tuhan di peperangan, mereka bisa menebus kekalahan mereka. Tapi yang terjadi malah kekalahan yang lebih parah. Jika sebelumnya mengalami kekalahan sebanyak 4.000 orang, dengan membawa tabut Tuhan, mereka mengalami kekalahan sebanyak 30.000 orang tewas dan mereka menjadi jajahan Filistin. Mungkin kecewa. Mungkin marah dengan Tuhan karena Tuhan tidak menolong. Alkitab tidak pernah menunjukkan alasannya. Namun, apapun yang menjadi alasan pengabaian bangsa Israel akan Tuhan, Tuhan tidak abai akan bangsa Israel. Tuhan tidak abai, oleh karena itu Tuhan menolong.

Seperti itulah Tuhan. Meskipun umat Tuhan mengabaikannya, Ia tidak mengabaikan umat-Nya. Ia mau menolong. Apakah Saudara butuh pertolongan? Datang pada Tuhan! Ia tidak abai akan diri Saudara.

Tuhan Yang Murah Hati Terhadap Umat-Nya
Tabut Tuhan bisa berada di Kiryat-Yearim karena kesalahan bangsa Israel. Tanpa meminta petunjuk dari Tuhan, bangsa Israel membawa tabut Tuhan ke medan perang. Ini adalah tindakan yang tidak hormat kepada Tuhan. Ini adalah tindakan yang merendahkan Tuhan. Tuhan dianggap seperti jin dalam botol yang bisa diperalat semau-mau mereka. Sebelum ditempatkan di Kiryat-Yearim, tabut itu berada di Bet-Semes yang adalah salah satu kota di Israel. Di Bet-Semes pun, bangsa Israel menunjukkan sikap yang tidak hormat kepada Tuhan. Dan, bukankah pengabaian mereka selama 20 tahun, cukup menjadi bukti?
Bukti bahwa bangsa Israel tidak menghormati Tuhan?

Bangsa Israel tidak hormat kepada Tuhan. Bangsa Israel merendahkan Tuhan. Namun, Tuhan tetap murah hati kepada bangsa Israel. Oleh karena itu, Tuhan mau menolong bangsa Israel.

Seperti itulah Tuhan. Meskipun umat Tuhan tidak hormat kepada-Nya, Ia tetap murah hati kepada umat-Nya. Tuhan mau menolong. Adakah hal yang menghalangi kita untuk meminta tolong kepada-Nya?

Sampai Di Sini Tuhan Menolong Kita
Di ayat 12 dituliskan “Samuel mengambil batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, kata Samuel: “Sampai di sini TUHAN menolong kita.”” Pernyataan Samuel dengan “sampai di sini” menegaskan kepada bangsa Israel dan kita tentang seperti apakah Tuhan yang menolong itu. Tuhan adalah Tuhan yang tidak abai akan umat-Nya meskipun Ia diabaikan umat-Nya. Tuhan adalah Tuhan yang tetap murah hati meskipun Ia tidak dihormati.

Sejauh keabaian umat dengan kepedulian Tuhan, sampai di sinilah Tuhan menolong. Sejauh ketidak-hormatan umat dengan kemurahan hati Tuhan, sampai di sinilah Tuhan menolong.

Amin


=ER=




Menu Utama

Sedang Online

We have 230 guests and no members online