Ringkasan Kotbah

Kasih Dan Ketaatan
Yohanes 15:9-10
Oleh: Pdt. Addi Soselia Patriabara

Zaman sekarang, kata kasih telah mengalami penurunan makna. Seorang pemuda merayu pacarnya dengan kata kasih, “Kalau engkau mengasihi aku, berikan aku…....” Dengan mengatas-namakan kasih, orang tua memanjakan anak. Kalau demikian, apa kasih itu? Bagaimana kita bisa belajar tentang kasih?

Jika kita ingin belajar kasih yang benar, tak pelak lagi, lihatlah Yesus. Dialah kasih yang sejati dalam hidup ini. Di dalam Alkitab yang kita baca hari ini, kita dapat melihat pola kasih Yesus. Dikatakan dalam Alkitab: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu” (ayat 9). Ternyata kasih yang diajarkan Yesus berpola pada kasih Bapa. Kasih Yesus kepada kita, yang nyata melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib, mencontoh kasih Bapa kepada Yesus.

Kasih macam apakah yang ditunjukkan Bapa kepada Yesus? Tentu banyak. Salah satunya pengorbanan. Mana ada Bapa yang rela anak-Nya menderita? Itu berarti Sang Bapa juga menderita, berkorban demi manusia. Ada hal menarik yang menunjukkan kasih Sang Bapa kepada Yesus. Kita dapat melihatnya antara lain dalam Markus 1:11b-13a: “… “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun.  Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis...”

Dalam kisah Markus itu, kita bisa melihat bahwa Bapa mengasihi Yesus. Karena kasih-Nya, Bapa berkenan kepada Yesus. Kata berkenan itu bermakna memberi tanggung jawab penuh kepada Yesus, sebagai perantara Bapa dan manusia. Lalu apa yang selanjutnya terjadi? Yesus dibawa ke padang gurun. Padang gurun adalah tempat penderitaan. Apa artinya? Kasih Tuhan kepada Yesus bukanlah kasih yang memanjakan. Hakikat kasih yang menjadi pola kasih Bapa dan Yesus adalah: mengembangkan, membangun dan membangun.

Lalu bagaimana sikap Yesus terhadap kasih Bapa? Alkitab menyatakan: “…Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya…” (ayat 10). Sikap Yesus adalah taat dan menghidupi kasih. Ketaatan Yesus tampak dalam seluruh hidup-Nya. Dengan demikian, kasih dan ketaatan adalah dua hal yang tak terpisahkan. Jika kita mengasihi Tuhan, kita akan hidup dalam ketaatan. Itulah artinya menghidupi kasih.

Lalu mengapa kasih mulai pudar? Jawabnya karena kita hidup dalam ketakutan. Alkitab mengatakan: “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan…” (1 Yohanes 4:18a). Kebangkitan Yesus melawan ketakutan. Itu berarti, tidak ada lagi alasan untuk tidak hidup dalam kasih dan ketaatan.

– ASP –

Menu Utama

Sedang Online

We have 53 guests and no members online