“Tidak Meragukan Tuhan”
Yohanes 20:24-29
Pdt. Sandi Nugroho
Yohanes 20:24-29 (pembacaan ditambah dengan ayat 19-20)
Semua manusia di dalam keterbatasannya memungkinkan untuk meragukan sesuatu, apalagi jika berkaitan tentang kepercayaan. Keraguan memunculkan pertanyaan, pertanyaan membutuhkan jawaban. Namun orang beriman jika ragu akan kembali pada iman (Roma 1:16-17). Maksudnya, jika muncul banyak pertanyaan itu membawa pada sebuah kesadaran bahwa memang dirinya terbatas untuk tahu dan mengerti kenyataan. Kondisi ini sedemikian rupa membawa pada penyerahan diri pada Tuhan.
Namun ada keraguan lain. Keraguan yang memunculkan pertanyaan, pertanyaan membutuhkan jawaban, tapi jawaban itu dipatok berdasarkan kepuasan subyektif berdasarkan syarat yang ditentukan pikirannya sendiri. Biasanya keraguan ini bercampur dengan kesombongan dan kekecewaan. Pertanyaan Tomas dalam ayat 25 (bandingkan ayat 19-20) memberikan indikasi:
1. Tomas tidak cukup dengan melihat (eido sungguh-sungguh melihat dengan optimalitas inderawi) untuk percaya. Sedangkan murid-murid yang lain (ayat 19-20) melihat kemudian bersukacita dan percaya, Tomas tidak. Sepertinya di sini, Tomas yang menentukan syarat mutlak bersifat subyektif untuk percaya. Jika syarat itu tidak dipenuhi maka ia tidak percaya.
2. Pertanyaan akhir di ayat 25 “…. Sekali-kali aku tidak akan percaya (tensisfuturis)” mengandung sebuah mood kecewa. Terjemahan lain (dalam aslinya ou me pisteuros) menggambarkan bahwa pernyataan ini menunjukkan tidak ada potensi untuk percaya. Jadi selain kecewa ada semacam arogansi. Petunjuk sederhana dari kekecewaan Tomas adalah tidak adanya dia pada pertemuan pertama. Ia tidak mau berkumpul dengan murid-murid lain, ia cenderung murung dan mencoba menjawab sendiri segala kegalauan serta kesedihan. Penarikan diri itu mengakibatkan kekecewaan itu makin besar ketika ia tahu bahwa Yesus menampakkan diriNya pada ke-10 murid yang lain.
Tapi Yesus peduli pada Tomas. Dia mengasihi Tomas. Yesus mengenal Tomas. Dan punya rencana besar kemuliaan Allah melalui Tomas. Kita lihat bagaimana proses Tomas percaya:
1. Tuhan Yesus mendiamkan selama seminggu.
Mungkin kita bertanya kenapa tidak saat Tomas mengeluarkan pertanyaan, segera Tuhan Yesus menampakkan diri lagi khusus kepadanya. Di sini sepertinya Tuhan Yesus membiarkan Tomas untuk merenung atas kesaksian murid-murid yang lain. Tomas orang yang suka mencari bukti. Ia tipe orang yang tidak mudah percaya. Ia suka bertanya (Yohanes 14). Tuhan memberi kesempatan ia menggumulkan kesaksian dari para murid agar muncul pertanyaan dalam diri “Betulkah itu semua?”
2. Seminggu kemudian Tomas berada bersama-sama murid-murid yang lain. Sepertinya kesadarannya untuk mempertimbangkan kesaksian murid-murid sebagai sebuah fakta mulai muncul. Di sini kita lihat, betapa pentingnya sebuah komunitas dalam memulihkan orang-orang yang ragu, kehilangan pengharapan, bimbang, putus asa. Komunitas yang menerima dan tidak menghakimi orang-orang terhilang serta tersesat.
3. Ayat 27-28 kita lihat bagaimana Tomas percaya saat Tuhan Yesus memerintahkan Tomas untuk mencucukkan jarinya ke tangan dan lambung Yesus. Ada pandangan bahwa Tomas melakukan apa yang Yesus perintahkan dengan mencucukan jarinya ke tangan dan lambungNya. Namun ada pandangan lain, bahwa ia tidak melakukannya karena seminggu ia bergumul untuk percaya dan ia percaya. Pertemuan dengan Yesus adalah kesempatan dirinya mengaku secara mulut dan hati di hadapan Yesus secara langsung. Saya percaya hadirat Tuhan mendampingi Tomas selama seminggu ia bergumul dan kemudian penampakan ilahi Yesus merupakan perjumpaan yang memulihkan Tomas.
Jika dalam hidup kita banyak perkara yang tidak dapat kita mengerti atau pertanyaan mengapa ini harus terjadi, bahkan sebuah protes bernada sarkastik di hadapan Tuhan karena kecewa, marilah saudara kita mohon hadirat Tuhan untuk membentuk kita agar kita sadar betapa lemahnya kita, kemudian marilah kita makin berserah padaNya. Satu perkara yang kita tanamkan dalam hati bahwa Allah peduli, Allah mengerti segala perkara yang kita hadapi.
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13).
– SN –