Tema : “Hidup dan Harta”
Matius 6: 19-24
Pra Paskah 3
Oleh: Pdt. Wahyu Pramudya
Di dalam hidup manusia selalu ada kecenderungan untuk menikmati lebih banyak lagi hal-hal yang menyenangkan. Dalam perjalanan waktu, kita belajar bahwa ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan hal-hal yang menyenangkan tersebut. Kita bekerja keras mengumpulkan uang bukan sekadar demi memenuhi kebutuhan, namun seringkali terkait pula dengan upaya pemenuhan keinginan akan hal-hal yang menyenangkan.
Salah satu masalah utama di dalam kehidupan adalah kaburnya batas antara kebutuhan dan keinginan. Kaburnya batas kebutuhan dan keinginan ini membuka pintu masuk bagi keserakahan untuk bertahta di dalam hati. Tentu saja tidak ada orang yang suka disebut serakah, mata duitan atau materialistis. Kita bisa melihat manifestasi keserakahan ketika bersangkutan dengan kehendak Allah.
Dalam percakapan dengan pemuda yang saleh dan kaya (Markus 10:17-22), Yesus mengenali apa yang bertahta di hati pemuda itu : kecintaannya akan harta. Kecintaan yang menyebabkan ia tak mampu untuk menjual seluruh hartanya dan mengikut Yesus. Walaupun ia melakukan banyak tindakan religius, namun ternyata rasa cinta akan uanglah yang menduduki tahta di hatinya.
Kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Jika Kristus bertahta di dalam hati, maka harta adalah pelayan untuk memenuhi kebutuhan dan memberkati pekerjaan Tuhan. Namun, jika cinta akan uang yang mewujud dalam keserakahan yang bertahta di dalam hati, maka Kristus pun hanya menjadi pembantu yang bertugas mencuci tangan dan kaki kita yang kotor.
Siapa yang bertahta di dalam hati kita? Kehidupan kitalah yang akan membuktikannya.
=WP=