Ringkasan Kotbah

Tema : “Jangan Menghakimi
Matius 7: 1-5
Pra Paskah 4
Oleh: Ev. Lily Efferin

Dalam kehidupan sehari-hari kita tak lepas dari pengalaman dihakimi atau menghakimi yang banyak berujung ketidak nyamanan, rusaknya hubungan, terlukanya hati, dlsb. Orang percaya perlu belajar menghindari melakukan penghakiman berdasarkan penampilan / pengalaman sepintas, agar tidak jadi batu sandungan atau memperkeruh situasi, menodai kesaksian sebagai orang percaya dan komunitas orang percaya sebagai saksi Kristus.

Orang percaya perlu serius dan makin dewasa dalam menerapkan Firman Tuhan di konteks kehidupan sehari-hari: dalam menilai orang, jangan sampai mudah menghakimi. Dan jika ‘dinilai’ orang, merasa dihakimi, bagaimana meresponi dengan tepat dan tidak menjadi emosional atau kepahitan.

MATIUS 7.1-5 – Bagian Kotbah Yesus di Bukit tentang menghakimi sesama:
• Dalam konteks mengajarkan bagaimana MEMBANGUN GAYA HIDUP KOMUNITAS
KERAJAAN SORGA dimana para pengikut Tuhan Yesus adalah anggotanya.

• Ajaran membangun KUALITAS KARAKTER KOMUNITAS Kerajaan Sorga:
- Lahir dari HUBUNGAN PRIBADI dengan Tuhan yang baik, beres, sehat (Alasan disiplin rohani Berdoa, Berpuasa, Bersedekah) – Orang yang baik hubungan pribadinya dengan Tuhan, tak mudah menghakimi orang ataupun terganggu penilaian orang yang bersifat menghakimi.
- Merupakan KEHIDUPAN ROHANI yang BUKAN sekedar RUTINITAS AGAMAWI.
Berkenaan dengan standar dan/atau tuntutan aturan/budaya/tradisi agamawi (bukan sekedar jaim dan sok suci).
- Sebagai wujud HUBUNGAN dengan SESAMA yang diwarnai kekudusan dan kebenaran dalam kasih akan Tuhan dan sesama.

SIKAP KRISTIANI DALAM HAL MENGHAKIMI
• KESADARAN AKAN UKURAN yang kita berlakukan atas sesama, akan diterapkan juga atas diri kita.
- TIAP orang punya titik rapuh dan butanya sendiri. Tidak perlu menghakimi kekurangan, apa yang diasa keliru di mata kita, karena orang lain bisa jadi melihat hal yang serupa dalam diri kita di matanya.
- Bijak-bajik lah menilai orang lain, karena setiap penilaian mengungkapkan siapa diri kita di mata orang lain. (Ketika menilai oang kita sendiri dinilai orang).

• Komunitas yang saling membangun dan memulihkan adalah komunitas yang tidak saling menghakimi (menghukum). Belajar saling mengeluarkan selumbar di matanya sendiri … bukan selumbar di mata sesama/ orang lain.

• Tuhan menyukai aplikasi BELAS KASIHAN dari pada bingkai UKURAN yang MENGHUKUM (penghakiman). Orang yang sibuk menghakimi tak memiliki waktu (ruang) untuk mengasihi (M. Teresa). Tiap orang memiliki pergumulan dan pertarungan hidup yang belum tentu kita ketahui, dimana kita belum tentu sanggup menghadapinya seandainya ada di posisi / mengalami apa yagn dialami orang tsb. Biasakanlah mengenakan belas kasihan agar kitapun beroleh belas kasihan. Dan bukan penghakiman agar kita juga jangan dihukum orang secara sepihak.

=LE=

Menu Utama

Sedang Online

We have 70 guests and no members online